ADAM SMITH 1723-1790


Tokoh terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi, Adam Smith, lahir di kota Kirkcaldy, Skotlandia, tahun 1723. Waktu remaja dia belajar di Universitas Oxford, dan dari tahun 1751 sampai 1764 dia menjadi mahaguru di Universitas Glasgow. Selama di situlah dia menerbitkan buku pertamanya, Theory of Moral Sentiments, yang mengangkat dirinya ke tengah-tengah masyarakat intelektual. Tetapi, puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, yang terbit tahun 1776. Buku ini segera sukses dan merebut pasar, dan sisa hidup Smith menikmati kemasyhuran dan penghargaan berkat karya itu. Dia mati juga di Kirkcaldy tahun 1790. Tak seorang anak pun dia punya, lagi pula tak pernah kawin.

Adam Smith bukanlah orang pertama yang mengabdikan diri pada teori ekonomi, dan banyak gagasan-gagasannya yang terkenal bukanlah asli keluar dari kepalanya. Tetapi, dialah orang pertama yang mempersembahkan teori ekonomi yang sistematik dan mudah dicerna yang cukup tepat sebagai dasar bertolak buat kemajuan bidang itu di masa depan. Atas dasar alasan itu, layaklah dianggap bahwa The Wealth of Nations merupakan pangkal tolak dari penelitian modern politik ekonomi.

Salah satu hasil besar yang disuguhkan buku ini adalah karena ia meluruskan dan menghalau berbagai anggapan yang jadi anutan orang sebelumnya. Smith adu pendapat dan menentang teori lama ekonomi perdagangan yang menekankan arti penting perlunya negara punya persediaan batangan emas dalam jumlah besar. Begitu pula, bukunya menolak pandangan para physiokrat yang mengatakan bahwa tanah merupakan sumber utama dari nilai. Sebaliknya Smith menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja. Smith dengan gigih menekankan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja dan dia menyerang habis semua peraturan pemerintah yang usang dan campur tangannya berikut hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan dan perluasan industri.

Ide sentral The Wealth of Nations adalah pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memprodusir macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar berbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang "normal," misalnya ongkos produksinya. Tak ada pihak mana pun yang membantu melenyapkan kelangkaan, tetapi kelangkaan itu akan teratasi dengan sendirinya. "Tiap orang," kata Smith "cenderung mencari keuntungan untuk dirinya, tetapi dia "dituntun oleh tangan gaib untuk mencapai tujuan akhir yang bukan menjadi bagian keinginannya. Dengan jalan mengejar kepentingan dirinya sendiri dia sering memajukan masyarakat lebih efektif dibanding bilamana dia betulbetul bermaksud memajukannya" (The Wealth of Nations, Bab IV, pasal II).

"Tangan gaib" ini tak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya jika ada gangguan terhadap persaingan bebas. Smith karena itu percaya kepada sistem perdagangan bebas dan menentang keras harga tinggi. Pada dasarnya dia menentang keras hampir semua ikut campurnya pemerintah di bidang bisnis dan pasar bebas. Campur tangan ini, kata Smith, hampir senantiasa akan mengakibatkan kemerosotan efisiensi ekonomi dan ujungujungnya akan menaikkan harga. (Smith tidaklah menciptakan semboyan "laissez faire," tetapi dia lebih dari siapa pun juga menyebarkan konsep itu).

Beberapa orang peroleh kesan bahwa Adam Smith tak lain dari seorang yang cuma "menari menurut bunyi gendang" demi kepentingan ekonomi. Pendapat ini tidaklah benar. Dia berulang kali dan dengan kata-kata keras, mengecam habis praktek-praktek monopoli ekonomi dan menginginkan penghapusannya. Dan Smith bukannya orang naive dalam hubungan ekonomi praktek. Ini bisa dibaca dari pengamatannya yang khas dalam buku The Wealth of Nations: "Orang dalam dunia dagang barang yang sama jarang bisa ketemu bersama, tetapi pembicaraan akan berakhir pada pembentukan komplotan yang bertentangan dengan rakyat, atau dalam bentuk lain menaikkan harga."

Begitu sempurnanya Adam Smith mengorganisir dan mengedepankan sistem pemikiran ekonominya, sehingga hanya dalam jangka waktu beberapa puluh tahun saja mazhab-mazhab ekonomi sebelumnya tersisihkan. Nyatanya, semua pokok-pokok pikiran mereka yang bagus telah digabungkan dengan sistem Smith, sementara Smith dengan sistematis mengungkapkan kekurangan-kekurangan mereka yang ada. Pengganti Smith termasuk ekonom-ekonom kenamaan seperti Thomas Malthus dan David Ricardo, mengembangkan dan menyempurnakan sistemnya (tanpa mengubah garis-garis pokoknya) menjadi struktur yang kini digolongkan kedalam kategori ekonomi klasik. Sampai pada suatu tingkat penting tertentu, bahkan teori ekonomi Karl Marx (meski bukan teori politiknya) dapat dianggap sebagai kelanjutan dari teori ekonomi klasik.

Dalam buku The Wealth of Nations, Smith sebagian menggunakan pandangan-pandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas keperluan (apa yang disebut "hukum baja upah"), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian -membuktikan bahwa Smith benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset.

Tak ada sangkut-pautnya dengan ketetapan pandangan Smith atau pengaruhnya terhadap para teoritikus ekonomi yang datang belakangan, yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap perundang-undangan serta politik yang diambil pemerintah. The Wealth of Nations ditulis dengan keulungan yang tinggi serta kejernihan pandangan yang tak bertolok banding dan terbaca amat luas. Argumen Smith menghadapi campur tangan pemerintah dalam bidang bisnis dan dunia perdagangan dan demi rendahnya harga serta perekonomian bebas, telah mempengaruhi secara pasti terhadap garis kebijaksanaan pemerintah di seseluruh abad ke-19. Sesungguhnya, pengaruhnya dalam hal itu masih tetap terasa hingga sekarang.
Sejak teori ekonomi berkembang pesat sesudah masa Smith, dan beberapa gagasannya tergeser oleh pendapat-pendapat lain, sangatlah mudah mengecilkan makna penting Adam Smith. Mesti begitu, fakta menunjukkan, dialah pemula dan pendiri tokoh ekonomi sebagai suatu studi yang sistematis,dan dia sesungguhnya tokoh terkemuka dalam sejarah pemikiran manusia.

http://media.isnet.org/iptek/100/AdamSmith.html

Ulasan :

Adam Smith merupakan tokoh terkemuka dalam perkembangan ekonomi. Teori ekonomi sistematik yang diciptakannya dapat diterima dan dimengerti oleh umum. Pendapat Smith tentang campur tangan pemerintah dalam bidang bisnis dan dunia perdagangan dan harga rendah serta perekonomian bebas, telah mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah hingga sekarang. Meski telah banyak teori-teori ekonomi diciptakan, Adam Smith pemula dan pendiri tokoh ekonomi sebagai suatu studi yang sistematis, dan merupakan tokoh terkemuka dalam sejarah pemikiran manusia.

FTA ASEAN-China Akan Meningkatkan Angka Pengangguran dan Kemiskinan


(foto: dok detikFinance)

Indro Bagus SU – detikFinance

Jakarta - Pelaksanaan perdagangan bebas ASEAN dengan China (China-ASEAN Free Trade Agreement/CAFTA) dinilai bisa meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Sejumlah industri diperkirakan bakal terpukul.

Demikian dikatakan oleh Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin melalui siaran persnya, Minggu (10/1/2010).

"Dengan dilaksanakannya CAFTA, industri manufaktur nasional yang selama ini dijadikan tulang punggung nasional untuk menyerap tenaga kerja akan tutup dengan sendirinya. Industri manufaktur kita tidak akan mampu bersaing dari serbuan produk-produk China. Akibatnya, angka pengangguran dan kemiskinan melonjak, karena maraknya PHK dan minimnya investasi dibidang industri manufaktur. Bila ini terjasi, bukan tak mungkin akan memicu instabilitas nasional," ungkapnya.

Menurutnya, langkah terburu-buru mengikuti CAFTA bisa sangat merugikan kepentingan ekonomi nasional. Apalagi, lanjutnya, negara-negara maju saat ini justru tengah berupaya melindungi kepentingan ekonomi nasionalnya masing-masing.

"Negara-negara maju juga bersikap demikian, bila kepentingan nasonalnya terganggu. Lihat saja sikap Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya dalam perundingan WTO, mereka berusaha dan sangat melindungi kepentingan nasionalnya," ujarnya.

Menurutnya, CAFTA akan berdampak pada ketidakseimbangan neraca perdagangan antara China dan Indonesia. "Kita hanya mampu menjual bahan baku yang belum atau setengah diolah, sementara pemerintah China sangat agresif mendorong ekspor ke luar negeri dengan skim kebijakan yang mendorong industrinya bisa bersaing secara produktif, jadi antara ekspor dan impor kita akan timpang dengan sendirinya," jelasnya.

Dikatakannya, untuk tumbuh dan berkembang industri nasional masih terkendala dengan minimnya infrastruktur, tingginya biaya tranportasi serta jasa pelabuhan yang masih berbelit. "Dengan kendala yang demikian besar, tidak etis bagi pemerintah membiarkan industri manufaktur nasional mati dengan sendirinya akibat diberlakukannya kesepakatan CAFTA," keluhnya.

Ade mengungkapkan, sektor industri yang disinyalir akan terpuruk jika CAFTA dilaksanakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri petrokimia, industri peralatan dan mesin pertanian, industri alas kaki, industri fiber sintetik, industri elektronik (termasuk kabel dan peralatan listrik), industri permesinan, industri rancang bangun serta industri baja.

"Dengan Vietnam saja produk manufaktur kita sudah kalah, apalagi dengan produk China. Karena itu kami menyarakan kepada pemerintah untuk meneliti dan mengkaji produk-produk mana yang sudah siap untuk dilepas dalam rangka perdagangan bebas itu, dan bagi produk-produk industri yang belum mampu bersaing sebaiknya pemerintah melakukan renegoisasi kembali agar produk-produk tersebut ditunda dimasukkan dalam daftar perdagangan bebas China-Asean," papar dia.

Ia mengatakan, pemerintah harus membantu dunia usaha dalam upaya meningkatkan kinerja melalui regulasi, insentif dan fasilitas yang memungkinkan dunia usaha mampu bersaing secara kompetitif. Pemerintah pusat dan daerah harus sinkron dalam mengambil dan menjalankan kebijakan. "Selama ini, kebijakan pemerintah pusat, kadang-kadang dijalankan berbeda di daerah, hal itu tercermin dengan banyaknya Perda yang tidak business friendly," ujarnya.
(dro/dro)

Ulasan:

Perdagangan bebas ASEAN dengan China (China-ASEAN Free Trade Agreement/CAFTA) akan meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Dikarenakan Industri manufaktur yang merupakan penyerap tenaga kerja tidak akan mampu bersaing. Berakibat pada angka pengangguran dan kemiskinan melonjak, karena maraknya PHK.

Hal tersebut dapat dihindari apabila pemerintah memperhatikan dan membantu dunia usaha Indonesia salah satunya industri manufaktur, dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat diandalkan.

Latar belakang PI

NAMA : HANI KUSUMAWATI

NPM : 20207511

KELAS : 3EB01

____________________________________________________________________________________


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar domestik maupun pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasi sistem manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor (Ansari, 1984).

Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti penyalahgunaan penyaluran kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga perusahaan manufaktur tersebut menjadi kekurangan likuiditas yang parah, yang pada akhirnya menjadikan perusahaan tersebut mengalami pailit (dilikuiditas).

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan ( financial distress) dan kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan.

Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjulaan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2003 : 4).

Perusahaan yang sahamnya dipasar modal harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuntungan dan pembayaran deviden perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar para investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor mengetahui tindakan yang seharusnya diambil.

Salah satu kegunaan laporan keuangan adalah menyediakan informasi kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Informasi kinerja yang ada dalam perusahaan bermanfaat untuk memprediksi perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Informasi kinerja tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan pengukuran kinerja yang ada dalam perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. (Rina & Solihah, 2003)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Tingkat probabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan ROS (Return On Sales), EPS (Earning Per Share), ROA ( Return On Asset) maupun ROE (Return on Equity).

Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, peluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukan kinerjanya. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor.

Dalam konteks manajemen investasi, return atau tingkat keuntungan merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa mendatang. (Abdul Halim,2003)

Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan kentungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya.

Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan analisis kinerja keuangan perusahaan antara lain profitabilitas perusahaan, menggunakan rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas. Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan antara lain profitabilitas berkaitan dengan return perusahaan.

Penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Dengan demikian penelitian ini penulis beri judul “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEI”.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas yang terdiri dari rasio ROE, EPS berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah profitabilitas yang terdiri dari rasio ROE, EPS berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

3. Rasio apakah yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi penulisan pada :

1. profitabilitas yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dengan rasio ROE, EPS

2. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI atau telah go public.

3. Tahun yang diteliti adalah tahun 2007-2009 dengan pertimbangan data yang lebih up to date.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengaruh profitabilitas yang dilihat dari rasio ROE, EPS secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2. Menegtahui pengaruh profitabilitas yang dilihat dari rasio ROE, EPS secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

3. Mengetahui rasio yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang dipergunakan penulis adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi hal-hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori pada penulisan ini merupakan landasan teori yang akan mendasari pembentukan hipotesis dan dasar pembahasan penelitian. Bab ini berisi teori tentang saham, return saham, informasi laporan keuangan, kinerja keuangan dengan rasio keuangan, penelitian, penelitian terlebih dahulu, keterkaitan kinerja keuangan dengan return saham serta pembentukan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan populasi dan sample penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis data dan data penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum Bursa Efek Indonesia, pengujian data, analisis hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan data dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

Riset Akuntansi

TUGAS RISET AKUNTANSI

Nama anggota kelompok:

Hani Kusumawati (20207511)

Olivia Febriyana .A (20207842)

Ovi Susarni (21207374)

Kelas : 3eb01


Indonesia Berlakukan Standar Konvergensi Akuntansi IFRS 2012

Jum’at, Mei 29, 2009

Sumber:
http://beritasore.com/2009/05/29/indonesia-berlakukan-standar-konvergensi-akuntansi-ifrs-2012/

Ekonomi

Jakarta ( Berita ) : Indonesia akan memberlakukan standar akuntasi keuangan dengan menggunakan standar akuntansi internasional (Konvergensi International Financial Reporting Standard – IFRS) mulai awal 2012.

“Penerapan konvergensi IFRS dimungkinkan sangat berpengaruh terhadap iklim dunia bisnis di Indonesia,” kata Ketua Dewan Standar Akuntasi Keuangan Ikatan Akutansi Indonesia (IAI), M Jusuf Wibisana pada seminar tentang “Dampak Konvergensi IFRS terhadap Bisnis, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, IAI memandang perlu untuk mengambil langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai dampak konvergensi terhadap laporan keuangan dan bisnis menggunakan standar akutansi internasional.

Di sisi lain, kata dia, tujuan konvergensi IFRS ini agar laporan keuangan yang berdasarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan berdasarkan standar internasional.

“Kalaupun ada, diupayakan hanya relatif sedikit sehingga akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS,” katanya.

Ia menjelaskan, laporan standar IFRS itu diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.

Program konvergensi IFRS ini dilakukan melalui tiga tahapan yakni tahap adopsi mulai 2008 sampai 2011 dengan persiapan akhir penyelesaian infrastruktur dan tahap implementasi pada 2012.

Sementara Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Ahmad Fuad Rahmany mengatakan program standar akutansi internasional ini sudah dicanangkan sejak Desember 2008 untuk jangka panjang.

“Namun sebagian besar perusahaan masih belum siap menggunakan standar itu, sehingga kita harapkan dalam dua tahun ke depan mereka sudah menggunakan IFRS,” katanya.

Menurutnya, badan pasar modal dunia (International Organization of Securities Commissions – IOSCO) telah mendorong Indonesia untuk menerapkan konvergensi IFRS.

“Kami tidak hanya mendukung program itu, namun sangat penting bagi kami. Karena pasar modal sudah mendunia, dimana ada transaksi di Indonesia juga berkaitan dengan investasi negara lain,” ujarnya. (ant )

Ulasan

International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada hari ini Selasa, 23 Desember 2008 dalam rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS.

Rencana Indonesia untuk memberlakukan Standar Konvergensi IFRS melalaui tiga tahapan pengadopsian sudah cukup tepat karena masih banyak perusahaan lainnya yang kurang memiliki pengetahuan tentang standard IFRS global. Oleh Karena itu untuk tahun pertama (2008-2011) Indonesia masih melakukan upaya pengadopsian IFRS. Tahapan pertama tersebut dilakukan karena Indonesia masih menggunakan standard auditing local. Tahapan pertama juga merupakan proses kita untuk mengadopsi keseluruhan IFRS ke PSAK, mempersiapkan infrastruktur kita, dan mengevaluasi dampak-dampak apa saja yang akan terjadi jika kita menerapkan IFRS ini. Tahapan kedua dilakukan tahun 2011 untuk menuju persiapan akhir sebelum melakukan implementasi keseluruhan isi dari IFRS yang akan di laksanakan pada tahun 2012. Mau tidak mau, Indonesia harus menerapkan IFRS sebagai standar akuntansi yang bertaraf internasional.

Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.